Kehidupan Ekonomi, Sosial dan Budaya Masa Kerajaan Aceh Darussalam

Unknown | 8:09 PM |

Data Aceh. Kerajaan Aceh Darussalam yg merupakan salah satu kerajaan Islam di Indonesia. Pada mulanya, Kerajaan Aceh Darussalam merupakan daerah taklukan dari kerajaan Pedir. Kerajaan Darussalam itu mulai melakukan perkembangan pesat ketiaka malaka telah jatuh di tangan Portugis pada tahun 1511. Sesudah malaka Jatuh dan mengalami keruntuhan karena Portugis, maka para pedagang muslim kemudian beralih berdagang dari Malaka ke Bandar Laut Aceh Darussalam. Maka dgn demikian akan membuat Kerajaan Aceh Darussalam mulai melakukan perkembangan yang pesat dan mampu melepaskan diri dari kerajaan Pedir di tahun 1520.

Kehidupan Ekonomi.
Letak kerajaan Aceh Darussalam sangat strategis sehingga mneyebabkan perdagangannya meningkat pesat. Pada bidang perdagangan yg maju tersebut telah menjadikan Aceh Darussalam semakin makmur. Setelah bisa menaklukkan pedir yang kaya dengan lada putih maka Aceh Darussalam semakin bertambah makmur. Dengan adanya kekayaan yang sangat melimpah maka Aceh Darussalam berusaha untuk mampu membangun kekuatan persenjataan yang kuat. Adapun sumber pemasukan yang utama dari Kerajaan Aceh Darussalam ialah emas dan Lada.kemudian untuk mata Pencaharian yang utama pd penduduk Aceh Darussalam yaitu di bidang perdagangan, terutama pada perdagangan emas dan lada. Selain melakukan perdagangan maka rakyat Aceh Darussalam juga mulai menggantungkan diri di sektor pertanian dan kelautan.

Kehidupan Sosial dan Budaya.
Pada kebudayaan masyarakat dari kerajaan Aceh Darussalam juga semakin bertambah meningkat disebabkan adanya hubungan dengan bangsa-bangsa yang lainnya. kemajuan tersebut telah terbukti dengan adanya hukum adat yang telah dilandasi oleh ajaran Islam yg dikenal sebagai Hukum Adat Makuta Alam. Berdasarkan Hukum Adat Makuta Alam bahwa pada pengangkatan Sultan itu mesti semufakat hukum dengan adat. Didlm menjalankan kekuasaan maka sultan mendapatkan pengawasan yang berasal dari Alim Ulama, kadi dan para dewan kehakiman. Mereka akan bertugas untuk memberikan peringatan untuk Sultan terkait adanya pelanggaran hukum dan adat yang sudah dilakukan.

Dimasa pemerintahan Sultan Iskandar Thani muncullah ahli tasawuf yang begitu terkenal yakni Hamzah Fansyuri dan muridnya yang bernama Syamsuddin as Sumatrani. Mereka banyak menulis buku yang berbentuk prosa atau syair. Pada saat kepemimpinan Sultan Iskandar Thani, muncullah ahli tasawuf itu terkenal berasal dari Gujarat yaitu bernama Nurruddin ar Raniri. Adapun hasil karyanya yang sangat terkenal yaitu Bustanus Salatin yg berisikan sejarah Aceh Darussalam. Ajaran Nurrudin ar Ranirini ini bertentangan dgn ajaran dari Hamzah Fansyuri dan Syamsuddin as Sumatrani. Hal tersebut telah menyebabkan adanya perpecahan di kerajaan Aceh Darussalam. Di tahun 1641, Sultan Iskandar Thani wafat, sesudah Sultan Iskandar Thani wafat, maka Aceh Darussalam akhirnya mengalami kemunduran di segala bidang.


Bagikan ke :

Facebook Google+ Twitter Digg Technorati Reddit

Category: , ,

Harga Emas Terkini