Teungku Fakinah,Pahlawan dan Ulama Besar Aceh

Unknown | 8:06 PM |


Data Aceh. Teungku Fakinah adalah seorang wanita yang menjadi ulama besar dengan nama singkatnya disebut Teungku Faki , pahlawan perang yang ternama dan pembangunan pendidikan ulung. Dia dilahirkan sekitar tahun 1856 M, di Desa Lam Diran kampung Lam Beunot (Lam Krak). Dalam tubuh Dia mengalir darah ulama dan darah penguasa/bangsawan. Ayahnya bernama Datuk Mahmud seorang pejabat pemerintahan dalam zaman Sultan Alaidin Iskandar Syah. Sedangkan ibunya bernama Teungku Muhammad Sa'at yang terkenal dengan Teungku Chik Lam Pucok, pendiri Dayah Lam Pucok, tempatnya pernah Teungku Chik Ditiro Muhammad Saman belajar.

Sebelum Perang pecah antara Aceh dengan Belanda, Teungku Fakinah membangun sebuah dayah di Lamdiran. Ketika zaman perang ia tampil sebagai panglima perang yang disegani musuh, dan setelah kembali dari medan perang beliau kembali muncul sebagai ulama dan pendidik yang bekerja keras membangun kembali pendidikan pada pesantrennya yang porak poranda karena peperangan.

Sesudah Teungku Fakinah dewasa, dalam tahun 1872 dikawinkan dengan Teungku Ahmad dan Aneuk Glee oleh orang kampung Lam Beunot. Teungku Ahmad yang dipanggil Teungku Aneuk Glee ini membuka satu Deah/perguruan (pesantren) yang dibiayai oleh mertuanya Teungku Muhammad Sa'at atas dukungan orang Lam Beunot dan Imuem Lam Krak. Pesantren ini banyak dikunjungi oleh pemuda dan pemudi dari tempat lain disekitar Aceh Besar, bahkan ada juga yang datang dari Pidie. Tatkala menentang serangan I Belanda, Teungku Imam Lam Krak serta Tengku Ahmad/Teungku Aneuk Glee tarot dalam pasukan VII Mukim baet mempertahankan Pantai Cermin tepi laut Ulee Lheu yang di komandokan oleh panglima Polem Nyak Banta dan Rama Setia.

Dalam pertahanan perang itu pada tanggal 8 April 1873 tewaslah Panglima perang besar Rama Setia, Imeum Lam Krak, Tengku Ahmad Anuek Glee suami dari Tengku Fakinah dalam membela Tanah Air. Semenjak Tengku Fakinah telah menjadi janda yang masih remaja. Maka semenjak itulah dia membentuk Badan Amal Sosial untuk menyumbang Darma Baktinya terhadap Tanah Air yang terdiri dari janda-janda dan wanita-wanita lainnya untuk menjadi anggota amal tersebut Badan yang didirikannya itu mendapat dukungan dari kaum Muslimat disekitar Aceh Besar yang kemudian berkembang sampai ke Pidie.

Anggota Badan Amal Sosial ini menjadi sangat giat dalam mengumpulkan sumbangan rakyat yang berupa perbekalan berupa padi dan uang. Selain dari anggota yang bergerak mengumpulkan perbekalan peperangan, bagi anggotaanggota yang tinggai di tempat, mereka sibuk mempersiapkan makanan untuk orang yang datang dari luar seperti Pidie, Meureudu, Salamanga, Peusangan dan lain-lain untuk membantu perang dan menuangkan timah untuk pelor senapan, semua pekerjaan itu dibawah pimpinan Teungku Fakinah.

Teungku Fakinah merupakan Panglima Perang melawan agresi Belanda, tidak mau tetap dikediamannya, bahkan hilir mudik keseluruh segitiga Aceh Besar untuk menjalankan Diplomasi, mendatangi rumah orang-orang besar dan orang-orang kaya untuk meminta zakat dalam rangka membantu peperangan Aceh yang sedang berkecamuk. Dan kegiatan yang dilakukannya itu, memperoleh hasil yang lebih besar yang kemudian disalurkan sebagai biaya peperangan.

Teungku Ahmad, suami Fakinah, syahid dalam perang, dan sejak itu Teungku Fakinah berusaha untuk membentuk sebuah pasukan tentara setingkat Resimen (yang disebut Sukey). Atas persetujuan Sultan terbentuklah Sukey Fakinah yang terdiri atas 4 batalyon (balang), dimana beliau sendiri menjadi panglimanya. Salah satu dari keempat batalyon dalam Sukey Fakinah itu, seluruh prajuritnya terdiri atas kaum wanita, sementara komandan-komandan kompi dan Regu pada batalyon-batalyon lain adalah juga dipimpin oleh wanita.

Beliau ikut bertempur di berbagai medan perang dalam wilayah Aceh Besar, dan setelah lewat 10 tahun perang Aceh berlangsung, beliau turut bergerilya di pedalaman dengan beberapa pemimpin Aceh, termasuk bersama Sultan Muhammad Daud dan Tuangku Hasyim Banta Muda.

Salah satu peranan Teungku Fakinah yang perlu dicatat ialah, upayanya untuk menyadarkan T. Umar, suami kawan dekatnya, Cut Nyak Dhien, untuk kembali ke pihak Aceh. Kepada teman dekatnya itu beliau mengirimkan sepucuk surat yang ditulis dalam bahasa Aceh yang indah namun sangat menyayat hati dan perasaan Cut Nyak Dhien.

Berdasarkan catatan Ali Hasjmy dalam bukunya “Wanita Aceh” menyebutkan penggalan isi surat itu yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, yang antara lain isinya sebagai berikut :
"... Saya harap kepada Cutnyak agar menyuruh suami Cutnyak, T. Umar, untuk memerangi wanita-wanita yang sudah siap menanti di Kuta Lamdiran (Resimen Fakinah), sehingga akan dikatakan orang bahwa dia adalah panglima yang berani, johan pahlawan seperti yang digelar oleh musuh kita Belanda .." tulis Tengku Fakinah.

Isi surat itu sangat menyentuh perasaan Cut Nyak Dhien, dan mendorongnya untuk berusaha menyadarkan kembali suaminya. Lewat Do Karim, Cut Nyak Dhien mengirim pesan kepada suaminya, yang antara lain berbunyi:

"Apalagi Pang Karim, sampaikan kepada Teuku Umar, bahwa Teungku Fakinah telah siap sedia menanti kedatangan Teuku Umar di Lamdiran. Sekarang, barulah dinilai perjuanganmu cukup tinggi, pria lawan wanita, yang belum pernah terjadi pada masa nenek moyang kita. Kafir sendiri segan memerangi wanita. Karena itu, Teuku didesak berbuat demikian. Sudah dahulu kuperingatkan : janganlah engkau menyusu pada badak ".

Pesan Cut Nyak Dhien sangat menyentuh hati Teuku Umar, dan tidak berapa lama kemudian maka Teuku Umar kembali kepada bangsanya dengan membawa alat persenja- taan Belanda yang cukup banyak.

Sikap tegas yang ditujukan Tengku Fakinah ini merupakan semangat heroik perempuan Aceh di masa itu. Sebagai salah seorang Panglima Perang, Tengku Fakinah sangat membenci tindakan pengkhianatan yang dilakukan Teuku Umar. Apalagi suami Cut Nyak membela kafir.

Demikianlah, maka kemudian dalam umur yang cukup tua, seorang pahlawan dan ulama besar Teungku Fakinah berpulang kerahmatullah pada tanggal 3 Oktober 1933, dan dimakamkan di Lamdiran di tempat kelahirannya.


Bagikan ke :

Facebook Google+ Twitter Digg Technorati Reddit

Category:

Harga Emas Terkini