Kupiah Meukeutop Topi Tradisional Adat Aceh

Unknown | 6:49 PM |


Data Aceh. Kupiah meukeutop topi tradisional adat Aceh ini biasanya digunakan sebagai pelengkap pakaian adat yang dikenakan kaum pria. Dipakai ketika upacara-upacara adat maupun seremonial lainnya.

Kupiah meukeutop terbuat dari kain berwarna dasar merah dan kuning. Kain dirajut jadi satu, berbentuk lingkaran. Pinggiran bawah kupiah, terdapat motif anyaman dikombinasikan warna hitam, hijau, merah dan kuning. Anyaman serupa terdapat di bagian tengah, yang dibatasi lingkaran kain hijau di atasnya dan kain hitam di bawah.

Pada lingkaran kepala bagian bawah, terdapat motif yang lebih dominan, berbentuk “lam” dalam huruf hijaiyah. Namun ada garis yang menyambung antara bagian bawah dan atas motif tersebut. Motif yang sama juga terdapat di lingkaran kepala bagian atas. Hanya saja ukurannya lebih kecil. Di bagian paling atas, terdapat rajutan benang putih sebagai alas mahkota kuning emas, bertingkat tiga. Warna yang dipakai memiliki makna tersendiri.

Merah melambangkan kepahlawanan, kuning berarti kerajaan atau negara, hijau menandakan agama, hitam berarti ketegasan atau ketetapan hati, sementara putih bermakna kesucian atau keikhlasan.Secara keseluruhan, kupiah meukeutop terbagi empat bagian. Sama seperti pada warna, tiap bagian ini juga memiliki arti tersendiri.

Bagian pertama bermakna hukum, bagian kedua, bermakna adat, bagian ketiga bermakna kanun dan bagian keempat bermakna reusam. Bentuk dan motif kupiah meukeutop secara umum sama. Hanya warna kain songket untuk membalut lingkaran kupiah saja yang berbeda. Biasanya disesuaikan dengan warna songket pada pakaian.

Untuk memperindah, selain songket, kupiah meukeutop dihiasi pernak-pernik khas Aceh. “Kalau sekarang, ada yang menambahkan kalung di bagian depan. Itu hanya untuk memperindah saja,” ujarnya. Kupiah meukeutop bagi masyarakat Aceh tak hanya bernilai dari segi adat, tapi juga penuh dengan nilai sejarah. Secara historis, kupiah meukeutop lebih diindentikkan dengan topi kebesaran yang sering dipakai Teuku Umar, pahlawan nasional asal Aceh.

Teuku Umar lahir di Meulaboh, tahun 1854. Ia gugur 11 Februari 1899, dalam satu pertempuran dengan pasukan Belanda di Meulaboh. Di lokasi tertembaknya Teuku Umar, di Pantai Batu Putih, Suak Ujong Kalak, dibangun satu tugu sebagai monumen sejarah di Aceh Barat. Tugu itu lebih dikenal dengan sebutan, Kupiah Meukeutop.


Bagikan ke :

Facebook Google+ Twitter Digg Technorati Reddit

Category: ,

Harga Emas Terkini