Tari Bines, Tarian Tradisional Gayo Lues
Data Aceh. Tari Bines merupakan tarian tradisional yang berasal dari kabupaten Gayo Lues. Tarian ini muncul dan berkembang di Aceh Tengah namun kemudian dibawa ke Aceh Timur. Menurut sejarah tarian ini diperkenalkan oleh seorang ulama bernama Syech Saman dalam rangka berdakwah.Tari ini ditarikan oleh para wanita dengan cara duduk berjajar sambil menyanyikan syair yang berisikan dakwah atau informasi pembangunan. Para penari melakukan gerakan dengan perlahan kemudian berangsur-angsur menjadi cepat dan akhirnya berhenti seketika secara serentak.
Tari ini juga merupakan bagian dari Tari Saman saat penampilannya. Hal yang menarik dari tari Bines adalah beberapa saat mereka diberi uang oleh pemuda dari desa undangan dengan menaruhnya di atas kepala perempuan yang menari.
Tari ini juga merupakan bagian dari Tari Saman saat penampilannya. Hal yang menarik dari tari Bines adalah beberapa saat mereka diberi uang oleh pemuda dari desa undangan dengan menaruhnya di atas kepala perempuan yang menari.
Tari Bines biasanya di akhir acara akan di adakan pengambilan bunga dari kepala yang di sebut orang gayo adalah Nuet Tajuk waktu pengambilan bunga para penari bines biasanya diberikan uang sebagai ganti bunganya, ini merupakan sebagai harga untuk bunga tersebut.
Tari Bines merupakan tradisi berkesenian para perempuan Gayo Lues yang memang tidak diperbolehkan menari Saman yang keras dan dinamis. sebagai gantinya diciptakan tari yang cocok dengan jiwa dan karakter perempuan yang lebih lembut dan anggun. Beberapa unsur yang melekat pada tari Bines dan tidak bisa dipisahkan, yaitu penari, gerak tari, syair, penangkat, dan busana tari. Jumlah penari pada umumnya berjumlah genap bisa 6, 8,10, 12 hingga 16 orang. Mereka membawakan ragam gerak yang sama dan dilakukan secara serempak dari awal hingga akhir. Adapun ragam gerak yang biasa ditampilkan secara garis besar dapat disebutkan di sini, antara lain : Surang saring: dimaksudkan bahwa dari awal hingga akhir tarian ini dibawakan secara serempak dengan ragam gerak yang tidak berbeda antara penari satu dengan yang lain; Alih: gerak tangan yang berubah dari tepuk tangan ke gerak tangan yang lain; Langkah: gerak langkah untuk membentuk pola lantai huruf U dan berbanjar; Tepok: bertepuk tangan ; Kertek: gerakan petik jari.
Busana tari Bines sejak dahulu sampai sekarang tidak banyak berubah karena terikat dengan pakem.Seperti halnya dengan tarian tradisi pada umumnya busana tari menjadi salah satu bagian yang sangat dipegang teguh agar terjaga “keasliannya”. Dari busana tari yang dikenakan oleh para penari menunjukkan ciri dan identitas daerah yang memudahkan penonton bisa dengan mudah dapat mengenalinya. Untuk itulah biasanya busana tari tradisi yang ada tetap dipertahankan. Adapun busana tari Bines terdiri atas :
Baju Lukup bermotif tabur, atau disebut Baju Tabur; Kain Sarung; Kain Panjang atau Upuh Kerawang dengan dihias Renggiep di pinggirnya; Sanggul yang dihiasi daun kepies.Bisa juga diganti dengan daun bambu , daun pandan. Bahkan tidak jarang dengan hiasan kepala berwarna-warni; Hiasan leher berupa Belgong; Ikat Pinggang berupa Genit Rante yang dihiasi dengan Renggiep; Toping Gelang dan Sensim Metep.
Category: Budaya