Perpustakaan Kuno Teungku Chik Tanoh Abee

Unknown | 12:08 AM |

Data Aceh. Perpustakaan Tanoh Abee atau yang disebut juga Zauyah Tanoh Abee adalah milik pribadi keturunan Teungku Chik Tanoh Abee al-Fairusi al-Baqdadi (al-Baghdadi). Di dalam perpustakaan ini banyak tersimpan manuskrip-manuskrip tentang Islam. Seperti ilmu Fiqih, ilmu Tasawuf, ilmu Ibadah, ilmu Penciptaan Alam Semesta dan masih banyak ilmu-ilmu yang dibahas lainnya.Perpustakaan ini sudah ada sejak abad 16 M.

Perpustakaan yang terletak di kaki gunung Seulawah yang berjarak sekitar 42 km ke arah Timur Kota Banda Aceh, atau sekitar 7 km ke pedalaman sebelah Utara ibukota Kecamatan Seulimum ini, dikelola secara turun temurun sejak 600 tahun lalu.

Dan yang uniknya dari perpustakaan ini adalah Abu Tanoh Abee yang diteruskan oleh pihak keluarga, tidak membolehkan para muslimah untuk melihat kitab-kitab yang ada di dalam perpustakaan tersebut.

Keberadaan perpustakaan Tanoh Abee ini tak terlepas dari sejarah pendirian sebuah pesantren (dayah) yang dibangun oleh ulama asal negeri Baghdad, bernama Fairus Al-Baghdady yang datang ke Aceh pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M).
Semasa perang Aceh melawan Belanda yang berkecamuk dari tahun 1873-1913 M, Dayah (disebut juga Zauyah) Tanoh Abee tersohor sebagai salah satu tempat konsentrasi laskar Aceh. Di dalam dayah ini tersimpan banyak karya-karya klasik ulama-ulama nusantara bahkan Timur Tengah, yang semuanya itu disalin kembali oleh Abu Tanoh Abee. Manuskrip-manuskrip kuno itu berjumlah 6000 judul kitab.

Sebagiannya ada yang dicuri oleh Belanda ketika perang berkecamuk, rusak akibat tersimpan lama di gua saat kitab-kitab ini disimpan untuk menjaga agar kitab-kitab tersebut tidak dicuri atau dibakar oleh Belanda, dan banyak juga yang terbakar akibat perang.

Sebagian kitab ini juga sempat berada di sebuah dayah di Bitai, namun, akibat tsunami, kitab-kitab kuno itupun lenyap disapu gelombang tsunami. Ada juga sebahagiannya di kubur oleh Abu, karena takut isi kitab-kitab tersebut dipelajari atau diamalkan oleh masyarakat awam (karena isinya sangat tidak mampu dipahami oleh manusia biasa—bisa menyebabkan murtad).

Saat ini manuskrip-manuskrip kuno ini dijaga dan dirawat oleh generasi ke sembilan Keluarga al-Fairusi. Namun, sebenarnya ada juga karya-karya baru yang berada di perpustakaan ini.
Manuskrip-manuskrip kuno ini sebenarnya tidak untuk dipelajari namun hanya dijadikan sebagai koleksi. Dan hanya beberapa kitab saja yang diperbolehkan dilihat dan dibaca. Selebihnya tersimpan rapat di dalam perpustakaan yang juga digunakan sebagai tempat pengajian.



Bagikan ke :

Facebook Google+ Twitter Digg Technorati Reddit

Category: , ,

Harga Emas Terkini