Apakah kalian tahu awal penyebab kehancuran sistem perekonomian dunia?
DATA ACEH - Penyebab ini
terletak pada perbedaan antara uang asli dan uang kertas atau disebut juga
dengan goldstandard dan fiat money.
Uang kertas
saat ini bukanlah uang riil, nilai nominalnya tidak sama dengan nilai
instrinsiknya. Sedangkan uang riil, adalah uang yang memiliki nilai intrinsik
yang sama dengan nominal yang tertera pada uang tersebut. Setiap kali nilai
uang kertas berubah, nilainya cenderung akan selalu turun. Fenomena modern ini
disebut inflasi atau hyperinflasi jika penurunan nilainya sangat tinggi.
Fenomena tersebut tidak bisa lepas dalam sistem perekonomian saat ini. Lalu,
apa saja yang terjadi disaat nilai uang tersebut turun?
Pertama,
adanya perpindahan kekayaan secara besar-besaran dari masyarakat kepada
pemerintah, dimana pada saat itu kekuasaan dipegang oleh Negeri Paman Sam.
Kedua, nilai uang saat ini tidak bisa
membeli barang yang sama dikemudian hari. Misalnya, uang sejumlah
Rp20.000.000,00 saat ini bisa digunakan untuk membeli seekor sapi. Namun, 30
atau 40 tahun kemudian uang sejumlah Rp20.000.000,00 tersebut hanya bisa
digunakan untuk membeli seekor kambing. Mengapa hal tersebut bisa terjadi?
Kemana sebenarnya uang tersebut pergi? Adakah yang mengambil uang tersebut?
Bagaimana caranya?
Biodata:
Nama Populer : Malcolm X
Nama Lahir : Malcolm Little
Nama Muslim : el-Hajj Malik el-Shabazz
Tempat/Tanggal Lahir: Omaha, Nebraska, AS, 19 Mei 1925
Wafat : 21 Februari 1965 di New York
Istri : Betty X
Anak : 4 orang (Attilah, Qubilah, Illyasah, dan Amiliah)
''Saya tahu, masyarakat seringkali membunuh orang-orang yang berusaha mengubah mereka menjadi lebih baik. Jika saya mati dengan membawa cahaya kebenaran hakiki bagi mereka, hal itu akan menghancurkan kanker rasisme yang menggerogoti tubuh Amerika Serikat (AS). Semua itu terserah kepada Allah SWT. Sementara itu, kesalahan atau kekhilafan dalam upaya saya itu semata-mata adalah dari saya sendiri.'' Demikianlah pesan terakhirnya dalam buku "Malcolm X", sebuah autobiografi yang ditulis oleh Alex Harley.
Fenomena di
atas merupakan perampasan. Sebuah kejahatan yang tidak terlihat langsung dalam
kacamata masyarakat umum. Masyarakat yang menghadapi kemiskinan adalah
korbannya. Perampasan tersebut sudah tercium baunya sejak tahun 1933, tetapi tidak
satu pun dari kita tidak ada yang terbangun untuk menyadarinya. Hal ini terjadi
karena awal mulanya emas diganti dengan uang. Sistem keuangan ini
dikonsolidasikan menjadi sistem keuangan internasional di akhir Perang Dunia II
pada tahun 1944 pada Perjanjian Bretton Woods di New York. Karena sistem
keuangan internasional ini, uang kertas mata uang manapun kecuali Dollar AS
tidak bisa ditukarkan dengan uang emas. Satu-satunya pihak yang bisa menukarkan
uang kertas Dollar AS dengan uang emas adalah pemerintah atau bank sentral. Ini
merupakan pukulan telak bagi integritas uang. Namun, dari tahun 1944 sampai
tahun 1971, tidak ada pemerintah atau bank sentral manapun yang mau menukarkan
uang kertasnya dengan uang emas pada Amerika. Hingga pada saat Perang Vietnam
terjadi di tahun 1960-an, pemerintah Amerika harus mencetak begitu banyak uang
kertas untuk membiayai peperangan. Namun, pada saat itu Amerika tidak mempunyai
cukup emas untuk ditukarkan dengan uang kertas. Sebagaimana yang telah
ditetapkan di dalam Perjanjian Bretton Woods, harga emas pada saat itu yaitu 35
Dollar AS per ons. Setelah tahun 1971, beberapa negara datang ke Amerika untuk
menukarkan uang kertas dengan emas. Akan tetapi, Amerika enggan melakukannya
dan Presiden Richard Nixon yang menjabat di kala itu memutuskan untuk tidak
menggunakan Perjanjian Bretton Woods lagi. Intinya, Amerika sama sekali tidak
mau perekonomiannya dapat tersaingi oleh negara manapun. Oleh karena itu, sejak
September 1971, tidak ada ikatan hukum yang jelas antara uang kertas dan emas
sebagai jangkarnya.
Pemerintah
Amerika hingga saat ini dapat mengendalikan sistem moneter dunia sehingga
mereka bisa menguasai dunia.Dulu, ada yang begitu memahami permasalahan ini. Beliau
adalah seorang ulama sekaligus politikus muslim berkulit hitam di Amerika Utara
bernama Malcolm X (1925-1965). Beliau bukanlah ulama masyhur, tetapi beliau
dapat memahami berbagai macam permasalahan ekonomi dari sudut pandang Islam
dibandingkan syekh manapun.
Semasa
hidupnya, beliau telah menyaksikan betapa mirisnya perkembangan ekonomi dunia
di tangan Amerika, yang mana hal tersebut menggerakkan hatinya untuk memeluk
Islam. Namun sayangnya, di usianya yang ke-40 ia dibunuh ketika sedang
berpidato di New York. Untuk meneladani dan meneruskan perjuangan Malcolm X
dalam menegakkan perekonomian Islam, sudah sepatutnya kita sebagai generasi
penerus bangsa harus memahami sistem ekonomi moneter dunia saat ini, termasuk
mempelajari tentang Perjanjian Bretton Woods. Materi ini tidak boleh
terlewatkan agar kita tidak mudah dibodohi oleh permainan moneter dunia yang
tidak sesuai dengan tuntunan syariat Islam. Kita juga harus bisa memahami
bagaimana solusi yang ditawarkan ekonomi Islam untuk memperbaiki sistem perekonomian
dunia tersebut.
Mohon Koreksi dan saran bila ada Data/Informasi yang salah!
Category: Ekonomi, Internasional, Khilafah