Makam Syahid Lapan, Sejarah Ulama Pejuang Aceh

Unknown | 8:42 PM |

Makan Syahid Lapan
Data Aceh. Ribuan Syuhada lahir saat Perang Aceh melawan Belanda yang masih berkecamuk dengan hebat hingga 1926. Pada Masa ini, perang tak lagi dipimpin Sultan Muhammad Dawood Syah tapi dipimpin oleh Ulama, Saat itu Terjadi berbagai penyergapan terhadap patroli maupun tangsi Militer Belanda.  Salah satunya yang tercatat pada awal tahun 1902, di wilayah Tambue, kecamatan Simpang Mamplam Kabupaten Bireuen sekarang.

Saat itu 8 orang “Teungku” bersenjata “peudeueng raya” (Kelewang) menghadang sebuah patroli Pasukan Marsose yang berjumlah 24 orang dgn senjata api. Marsose adalah pasukan anti gerilya yang berasal dari pemuda pribumi daerah taklukan yg dibentuk pada tanggal 20 April 1890 untuk mematahkan gerak maju gerilya.

Delapan Ulama pejuang itu adalah Teungku Pahlawan Prang Rayeuk Djurong Binjei, Teungku Muda Lem Mamplam, Teungku Nyak Bale Ishak Blang Mane, Teungku Meureudue Tambeu, Teungku Bale Tambeu, Tgk Apa Sjech Laot Jok Mamplam, Teungku Muhammad Sabi Blang Mane dan Teungku Nyak Ben Matang Salem Blang Teumuleh.

Sekarang, sudah 109 tahun kejadian heroik ini terjadi, makam para Teungku Delapan atau yang lebih di kenal di aceh dengan “Kubu Teungku Di Lapan/ Kubu Syahid Lapan” telah di pugar dan terletak di tepi jalan raya Medan-Banda Aceh, tepatnya di desa Tambue kecamatan Simpang Mamplam, ujung timur kabupaten Bireun. Provinsi Aceh.

Makam ini menjadi bukti atas patriotisme Delapan orang Teungku yang gagah berani dalam mempertahankan tanah air dan bersemboyan “udep sare mate syahid, sikrek gaphan saboh keureunda” (hidup damai atau mati syahid, secarik kain kafan satu keranda).

Peristiwa heroik itu terjadi pada awal tahun 1902, para Syuhada Lapan menghadang pasukan marsose yang berjumlah 24 orang. Mereka semuanya bersenjata api. Sedangkan pasukan delapan pejuang Aceh tersebut hanya bersenjatakan pedang. Tapi berkat semangat juang yang tinggi, mereka berhasil menewaskan semua marsose tersebut.

Setelah pasukan Lapan berhasil melumpuhkan semua serdadu marsose, lalu mereka mengumpulkan senjata milik penjajah tersebut. Mereka larut dalam euphoria kemenangan. Tanpa mereka sadari tiba-tiba sejumlah serdadu marsose lain datang dari arah Jeunieb memberi bantuan. Kedelapan pejuang itu diserang secara membabi buta dan gugur bersimbah darah. Geram melihat 24 temannya mati, marsose mencincang-cincang bagian tubuh para pejuang tersebut dengan pedang milik mereka sendiri. Jasad para syuhada tersebut kemudian dikebumikan dalam satu liang.

Tepat di seberang jalan komplek makam, berdiri pula Mushalla yang diberi nama tafaaul yaitu “Mushalla Syahid Lapan” yang mungil dan cantik, tak lupa pula sebuah tugu dengan kupiah meukutop ( topi adat aceh ) berdiri di samping Mushalla, tugu ini nampak dari jarak 1 Km saat kita menuruni bukit Cot Geulungku seolah mengucapkan selamat datang bagi “tamu” dari arah Timur (Medan) yang menuju Barat (Banda Aceh).


Bagikan ke :

Facebook Google+ Twitter Digg Technorati Reddit

Category: ,

Harga Emas Terkini